Catatan Irwan Prayitno: HUT Kemerdekaan RI ke 73 Moment Aktualisasi Potensi

Irwan Prayitno
HARRIS BARELANG

Alhamdulillah, kita saat ini hidup di alam kemerdekaan. Orangtua atau kakek-nenek kita ada yang hidup di zaman penjajahan. Terutama penjajahan fisik. Di masa penjajahan fisik, melalui film dokumenter maupun film perjuangan bisa dilihat betapa tersiksanya hidup. Bahkan untuk ibadah saja, susah.

Dan pernah bangsa kita dijajah dengan kewajiban menyembah sembahan dari penjajajah tersebut. Sebuah film perjuangan seorang ulama besar dalam salah satu adegannya memperlihatkan betapa ia dan pengikutnya dipaksa menyembah dewa yang disembah oleh tentara penjajah. Jika tidak, maka akan disiksa.

Tahun ini kita memperingati ulang tahun kemerdekaan ke-73. Salah satu cara memperingati ulang tahun kemerdekaan adalah melaksanakan upacara bendera. Dan dilaksanakan oleh berbagai elemen masyarakat. Ada yang menyelenggarakannya di kantor, sekolah, di dalam air, di puncak gunung, di pantai, dan berbagai tempat lainnya. Di samping itu, juga memasang bendera selama satu bulan. Memperingati ulang tahun kemerdekaan merupakan salah satu wujud bangsa kita mensyukuri nikmat kemerdekaan dan menghormati perjuangan seluruh elemen bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan.

Selain memperingati ulang tahun kemerdekaan, masyarakat pun turut memeriahkan momentum ini. Ada yang berupa pawai pembangunan, berbagai lomba di tingkat RT, RW, Kelurahan hingga Nasional, acara tasyakuran, panggung hiburan, bakti sosial, kejuaraan olahraga, dan berbagai kegiatan lainnya.

Kegiatan memperingati dan memeriahkan ulang tahun kemerdekaan adalah salah satu bentuk melestarikan semangat kebangsaan, nasionalisme, cinta tanah air, pada diri bangsa ini. Sehingga dari tahun ke tahun, dari satu generasi ke generasi lain masih ada semangat yang sama untuk selalu mensyukuri nikmat kemerdekaan.

Para pendiri negara pun tak lupa menyebut bahwa kemerdekaan yang diraih ini merupakan “atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Sehingga kita pun tak lupa untuk selalu mensyukuri hidup di alam kemerdekaan.

Tapi selain memperingati dan memeriahkan ulang tahun kemerdekaan, satu hal yang tak kalah penting adalah memaknai kemerdekaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik sebagai kepala keluarga, orangtua, anak, karyawan, pimpinan, pelajar, guru, pemuda, dan lainnya. Jika di masa penjajahan, kemerdekaan dimaknai dengan berjuang sekuat tenaga mengusir penjajah, maka ketika sudah merdeka, memaknainya tidak lagi berupa perjuangan mengusir penjajah.

Dengan nikmat kemerdekaan ini, maka kita sebagai pribadi bisa memaknainya dengan mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri kita untuk hal yang positif. Sehingga bisa memaksimalkan nikmat hidup di alam kemerdekaan ini dengan berbagai prestasi.

Para pelajar dan mahasiswa, mengaktualisasikan potensinya dengan belajar sungguh-sungguh, aktif di kegiatan yang bermanfaat atau organisasi, menjauhi narkoba, seks bebas, tawuran, dan kegiatan negatif lainnya. Jika seluruh pelajar melakukan hal ini, maka insya Allah bangsa ini akan lebih cepat lagi meraih kesejahteraan dan kemajuan.

Para karyawan, mengaktualisasikan potensinya dengan berkerja secara amanah, profesional, dan sungguh-sungguh. Sehingga tujuan organisasi atau perusahaan bisa tercapai dan berdampak positif bagi lingkungan sendiri maupun lingkungan luar.

Para orangtua, mengaktualisasikan potensi dengan memberikan pendidikan terbaik bagi anak dan memimpin keluarga sebaik mungkin. Sehingga tercipta suasana keluarga yang berkualitas. Orangtua makin sayang kepada anak, anak semakin berbakti kepada orangtua, suami semakin sayang kepada istri, dan istri pun semakin sayang kepada suami. Keluarga yang kuat, akan memunculkan bangsa yang kuat.

Masyarakat secara umum, mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri mereka dengan mendukung berbagai program pembangunan, seperti pembangunan jalan, jembatan, investasi, dan lainnya. Sehingga kemajuan pembangunan dan investasi bisa semakin baik dan berdampak positif bagi masyarakat.

Berbagai profesi lainnya, seperti petani, nelayan, peternak, pekebun, pedagang, pengusaha, birokrat, guru, seniman, mengaktualisasikan potensi yang ada pada mereka dengan cara masing-masing. Sehingga berkontribusi positif kepada kemajuan bangsa dan pembangunan.

Jika di alam kemerdekaan, kita tidak bisa mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri kita, maka sungguh kita merugi. Karena bangsa lain bisa mengaktualisasikan potensinya sehingga lebih cepat maju dan sejahtera. Bila pembangunan di berbagai bidang yang seharusnya bisa mempercepat kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan, tapi mendapat penentangan dari masyarakat, maka kondisi kita mengalami perlambatan dan akan merugikan kita sendiri.

Dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 Allah Swt berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.

Maka dengan mengaktualisasikan potensi yang ada pada masing-masing kita untuk hal yang positif sesungguhnya merupakan bagian dari mengubah keadaan diri untuk menjadi lebih baik lagi. *

Kiriman : Zulfahmi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

GALERI 24 PKP PROMO ENTENG