WARTAKEPRI.co.id, NATUNA – Bupati Natuna, Ilyas Sabli membuka secara resmi pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke VIII tingkat Kabupaten Natuna tahun 2016 di Desa Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara, Selasa (26/4/2016) malam situtup 1 Mei 2016.
Berbagai kemeriahan terlihat dari tata panggung, lighting dan sejumlah pengisi acara yang membawakan tarian bernuansa alami menjadikan pembukaan MTQ tahun ini sedikit berbeda.
Bupati mengajak kepada seluruh masyarakat untuk selalu meningkatkan pengajian keagamaan pada seluruh umat Islam di Kabupaten Natuna untuk jadikan Al Quran sebagai bacaan setiap hari.
Sebab, ayat suci Al-Quran merupakan sumber inspirasi umat manusia menuju keselamatan Dunia-Akhirat.
Dengan MTQ tersebut diyakininya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan umat Islam terhadap ajaran pentingnya Al-Quran.
MTQ yang kita gelar sekarang ini, harus memiliki arti dan jadikan simbol bahwa umat Islam di Kabupaten Natuna, merupakan umat Islam yang cinta Al-Quran, di dalamnya berisikan wahyu Ilahi, yang mengandung nilai seni sastra bernilai tinggi, sebagai tuntutan umat manusia.ungkapnya.
Lanjut Ilyas, yang terpenting dalam kegiatan ini, bagaimana kita bisa menuangkan nilai-nilai kandungan Al Quran yang bisa kita terapkan dalam aktivitas keseharian di lingkungan.
Camat Buguran Utara, Izhar menyebutkan, MTQ VIII kali ini diikuti 12 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Tengah, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Midai, Subi, Serasan, dan Serasan Timur.
Sedangkan tiga kecamatan yang baru dimekarkan, hanya ikut partisipasi dalam acara pawai.
Tadi yang ikut pawai Taaruf 12 kecamatan dan ikut meramaikan dua kecamatan baru seperti kecamatan Suak Midai dan Bunguran Batubi.
Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar,kata Izhar ditemui di lokasi.
Sebelum acara pawai Taaruf terang Izhar, Senin (25/4/2016) malam kemarin telah dilaksanakan malam Taaruf.
Kemudian Selasa (26/4/2016) malam akan dilaksanakan pembukaan MTQ serta pembukaan stand bazar oleh Bupati Natuna.
Sebagai panitia pelaksana sekaligus tuan rumah perhelatan MTQ, Izhar mengatakan, pelaksanaan tahap awal penyelenggaraan berjalan dengan lancar.
Berbagai kendala kecil seperti penyediaan air bersih sudah bisa diatasi dengan bantuan mobil tanki.
Semoga saja tahap pertama ini lancar sampai malam penutupan nanti, tutupnya.
Catatan
Inilah PR untuk Bupati Natuna Terpilih Hamid Rizal untuk membenahi infrastruktur dan kesiapan MTQ pada masa masa mendatang Natuna berikut 7 fakta Terjadi selama perhelatan MTQ Kelarik.
1. Jembatan kayu berbahaya menuju lokasi.
MTQ digelar Kecamatan Bunguran Utara yakni di Desa Kelarik yang berjarak 75 Kilometer dari Ranai (Ibukota Natuna). Para kafilah dari Kecamatan lain di Pulau Bunguran Besar harus melewati jalan tanah merah berbatu sejauh sekitar 30 kilometer dari Batubi untuk sampai di Kelarik.
Beberapa jembatan kayu keropos harus dilewati mobil dan sepedamotor. Kendati Dinas PU sempat melakukan perbaikan, namun tetap saja jembatan tersebut berbahaya.
2. Debu beterbangan mengancam pernafasan
Jalan tanah menuju Desa Kelarik merupakan jalan yang baru dibuka dan dirintis menembus hutan. Tanah merah berbatu menuju Desa ini sejauh 30 kilometer lebih itu jika dilewati kendaraan menimbulkan debu pekat yang beterbangan.
Tidak ada body mobil yang tidak kotor jika sampai di desa ini. Debu menjadi makanan sehari-hari yang akan mengganggu pernafasan para kafilah. Begitupun di seputaran Desa kelarik saat menuju venue-venue perlombaan. Tak ayal banyak para kafilah yang membawa masker untuk bernafas.
3. Minim Air Bersih.
Air menjadi sesuatu yang mahal di lokasi ini. Minimnya sumber air membuat ratusan kafilah harus memutar otak untuk mandi, berwudu, hingga BAB.
Saking sulitnya air, kafilah harus merogoh kocek 10 ribu sekali mandi di toilet di dekat Astaka MTQ. Mereka bisa saja terancam penyakit kulit. Rumah-rumah warga hanya punya persediaan air tanah terbatas.
Tidak ada PDAM di lokasi ini. Untungnya pihak TNI AL Ranai berbaik hati secara sukarela membantu dalam distribusi air bersih dan hingga makanan untuk kafilah.
4. Menginap di rumah warga
Para kafilah dari berbagai kecamatan di Natuna hanya menginap di rumah-rumah warga yang sudah ditetapkan sebagai tempat menginap. Pasalnya tempat penginapan umum sangat minim di Desa ini, dan biasanya hanya diisi pejabat daerah yang turut dalam pembukaan dan penutupan.
5. Jaringan Telekomunikasi selular
Jaringan telekomunikasi di Desa Kelarik bisa dibilang susah. Hanya beberapa titik lokasi yang bisa digunakan untuk menelpon, hanya bisa untuk mengirim SMS. Terkadang pesan yang terkirim terpending beberapa lama.
6. Krisis listrik Desa
Listrik desa ini hanya hidup 12 jam dari pukul 18.00 sore sampai pukul 07.00 pagi. Panitia MTQ menyediakan genset untuk lokasi dan tempat menginap para kafilah.
7. Angkutan umum minim
Transportasi umum di sini bisa dikatakan tidak ada. Para kafilah jika ingin berpergian hanya mengandalkan sepedamotor yang dimiliki warga sekitar atau kendaraan operasional yang diplot untuk tiap wakil kecamatan. Namun itu digunakan untuk hal-hal penting. (riki)